SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ULUMUL QUR’AN
Oleh: Williya Meta
A.
Keadaan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an pada Abad I dan
II H
Pada masa Nabi dan pemerintahan Abu Bakar dan Umar,
ilmu-ilmu Al-Qur’an belum dibukukan, karena umat islam belum memerlukannya.
Sebab umat islam pada waktu itu adalah para sahabat Nabi yang sebagian besar
terdiri dari bangsa Arab asli (suku Quraisy dan sebagainya), sehingga mereka
mampu memahami Al-qur’an dengan baik, karena bahasa Al-qur’an adalah bahasa
mereka sendiri dan mereka mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-qur’an.
Karena itu para sahabat Nabi jarang sekali bertanya kepada Nabi tentang maksud
suatu ayat.
Pada masa pemerintahan Ustman terjadi perselisihan
dikalangan umat islam mengenai bacaan Al-Qur’an, maka khalifah Ustman mengambil
tindakan penyeragaman tulisan Al-qur’an demi untuk menjaga keseragaman
Al-Qur’an. Dan untuk menjaga persatuan umat islam. Dan tindakan khalifah Ustman
tersebut merupakan perintisan bagi lahirnya suatu ilmu yang kemudian dinamai “Ilmu
Rasmil Qur’an” atau “ Ilmu Rasmil Ustman”.
Pada masa pemerintahan Ali makin bertambah banyak
bangsa-bangsa non arab yang masuk islam. Dan mereka salah membaca Al-Qur’an,
sebab mereka tidak mengerti I’rabnya.
Abu Aswad Al-Duali menyusun kaidah-kaidah bahasa arab,
demi untuk menjaga keselamatan bahasa arab yang menjadi bahasa Al-Qur’an.Maka
tindakan khalifah Ali yang bijaksana dipandang sebagai perintis bagi lahirnya
ilmu nahwu dan ilmu I’rabil qur’an. Sedangkan orang yang pertama kali menulis
persoalan Qira’ah adalah Abu Ubaid Al-Qasam bin salam.[1]
Pada abad I dan II selain Ustman dan Ali masih terdapat
banyak ulama yang diakui sebagai perintis bagi lahirnya ilmu yang kemudian
dinamai ilmu tafsir, ilmu asbabun nuzul, ilmu Nasikh wal Mansukh (Pergantian
hukum bagi masyarakat atau orang tertentu karena kondisinya berbeda. Dengan
demikian ayat yang hukumnya tidak
berlaku lagi baginya tetap dapat bagi orang-orang lain yang kondisinya sama
dengan kondisi mereka semula)[2]dan
lain sebagainya.
Adapun tokoh-tokoh yang pertam melahirkan ilmu Al-Quran
tersebut diatas adalah :
- Dari kalangan sahabat: khalifah yang empat, ibnu abbas, ibnu mas’ud, zaid bin sabit dll
- Dari kalangan tabi’in: Mujahid, atta’ bin yasar, ikrimah dll.
- Dari kalangan tabi’ tabi’in: Malik bin annas,
Diantara ulama abad 2 yang menyusun tafsir ialah su’bah
bin Al hajaj, sufyan bin Nyainah, Waki’ bin Al jarrah, tafsir mereka dengan
menghimpun pendapat sahabat dan tabi’in
B.
Keadaan ilmu-ilmu alQuran
pada abad III dan IV H
Pada Abad ke tiga selain tafsir dan ilmu tafsir , para
ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu alquran, ialah:
1.
Ali bin almadani menyusun ilmu
Asbabun nuzul
2.
Abu ubaid AlQasim bin salam
menyusun ilmu nasikh wal mansukh dan ilmu Qiraat.
3.
Muhammad bin Ayyub bin
Al-dhirris menyusun ilmu al makki wal madani.
4.
Muhammad bin Khalaf bin
marzuban menyusun kitab alhawi fil ulumil quran.
Pada abad ke IV mulai disusun ilmu
Gharibul Quran dan beberapa kitab ulumul quran dengan memakai istilah ulumul
quran. Diantara ulama yang menyusun Ilmu Gharibul quran dan kitab-kitab ulumul quran pada abad IV ini
adalah:
1.
Abu baker Al-Sijistani menyusun
ilmu gharibul quran.
2.
Abu bakar bin Muhammad bin
Qasim Al-anbari menyusun kitab Ajaibu Ulumil Quran.
3.
Abul hasan al-as’ary menyusun
kitab Al-Mukhtazan fi ulumil quran.
C
Keadaan ilmu-ilmu Al-Quran pada abad V dan VI H
Pada abad V H mulai disusun Ilmu I’rabil Quran dalam
satu kitab. Di samping itu, penulisan kitab-kitab dalam ulumul Quran masih
dilakukan para ulama pada masa ini.
Adapun ulama yang berjasa pada masa ini ialah
1.
Ali bin Ibrahim binsa’id
al-kufi selain mempelopori penyusunan Ilmu I’rabil Quran, ia juga menyusun
kitab Al-Burhan fi Ulumil Quran, kitab ini selain menafsirkan Al-quran
seluruhnya , juga menerangkan ilmu-ilmu Alquran yang ada hubungannya dengan
ayat-ayat Alquran yang ditafsirkan,
2.
Abu ‘Amr Al-dani menyusun kitab
Al Taisir Fil Qiroatis dan kitab Al muhkam fi al-Nuqoti.
Pada abad VI H, di samping terdapat ulama yang
meneruskan pengembangan ulumul quran , juga terdapat ulama yang mulai menyusun
Ilmu Mubhamatil Quran.Mereka diantara lain ialah:
1.
Abul Qasim bin Abdurrahman
al-suhaili menyusun kitab tentang Mubhamatul quran, menjelaskan maksud
kata-kata dalam alquran yang tidak jelas apa atau siapa yang dimaksudkannya.
2.
Ibnu Jauzi kitab Fununul Afnan
Fi ‘Ajaibil Quran dan kitab Almujtaba fi ulumin tat’allaqu bil quran.
D
Keadaan ilmu-ilmu Al-Qur’an pada abad VII dan VIII H
Pada abad VII H, ilmu-ilmu alquran terus berkembang
dengan mulai tersusunnya Ilmu Majazul Quran dan tersusun pula Ilmu Qiraat,
Diantara ulama abad VII yang besar perhatiannya terhadap ilmu alquran ialah
1.
Ibnu Abdis Salamyang terkenal
dengan nama Al-Izz .
2.
Alamuddin Al-Sakhawi menyusun
Ilmu qiraat dalam kitabnya Jamalul Qurra’Wa Kamalul Iqra’.
Pada abad VIII ,muncullah beberapa ulama yang menyusun
ilmu-ilmu baru tentang alquran,sedang penulisan kitab-kitab tentang ulumul
quran masih tetap berjalan terus.
E. Keadaan ilmu-ilmu Alquran pada
abad IX dan X H
Pada abad IX dan permulaan abad X H, makin banyak
karangan-karangan yang ditulis oleh ulama tentang ilmu-ilmu alquran dan pada
masa ini perkembangan ulumul quran mencapai kesempurnaannya. Diantara ulama
yang menyusun ulumul quran ialah:
1.
Jalaluddin Al-Bulqini menyusun
kitab Muwaqi’ul Ulum Mim Mawaqi’in Nujum.
2.
Muhammad bin Sulaiman Al-
Kafiyaji menyusun kitab Al-Taisir Fi Qawaidit Tafsir
3.
As-suyuti menyusun kitab
Al-Tahbir Fi Ulumit tafsir . penyusunan kitab ini selesai pada tahun 872 H dan
merupakan kitab tentang ulumul Quran yang paling lengkap karena memuat 102
macam ilmu-ilmu alQuran . Namun Imam As-suyuti masih belum puas atas karya
ilmiahnya yang hebat itu Kemudian ia menyusun kitab Al-Itqan fi ulumil Quran (2
juz) yang membahas sejumlah 80 macam ilmu-ilmu
alquran secara sistematis dan padat isinya ,setelah sayuti wafat pada
tahun 911 H, perkembangan ilmu-ilmu alquran seolah-olah telah mencapai
puncaknya dan berhenti nya kegiatan ulama dalam mengembangkan ilmu-ilmu alquran
sampai akhir abad XIII
F. Keadaan ilmu-ilmu alquran pada abad XIV
Setelah memasuki abad XIV H ini, maka bangkit kembali
perhatian ulama menyusun kitab-kitab yang membahas Alquran dari berbagai segi
dan macam ilmu alquran sampai saat ini,diantaranya:
1.
Thahir Al-Jazairi menyusun
kitab Al-Tibyan Fi ulumil Quranyang selesai pada taun 1335H
2.
Jamalluddin Al-Qaim mengarang
kitab Mahasinut Takwil
3.
Muhammad abduh Adzim mengarang
kitab manahilul irfan fi ulumil quran
4.
Sayyid kutub mengarang kitab
Al-Taswirul Fanni Fil Quran dan kitab Fi Dzilalil Quran.
5.
Dr.Shubi Al-salih, guru Besar
Islamic Studies mengarang kitab Mabahits
Fi Ulumil Quran.
6.
Muhammad almubarak,dekan
fakultas syari’ah universitas syiria mengarang kitab Al- Manhalul Khalid.[3]
URGENSI MEMPELAJARI ULUM AL-QUR’AN
Banyak cara yang ditempuh oleh pakar Al-Quran untuk
mengkaji kandunagn dan pesan-pesan Allah itu. Ada yang menyajikannya sesuai urutan
ayat-ayat sabagaimana yang termaktub dalam mushaf, ada juga yang tidak.[4]Tujuan
mempelajari Ulum Al-Qur'an, pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam dua macam:
1. Tujuan Internal
Adalah untuk memahami kalam Allah (Al-Qur'an), menurut tuntutan
yang yang dipetik dari Rasulullah Saw berupa keterangan dan penjelasan, serta
hal-hal yang dinukilkan dari para sahabat dan tabiin sekitar penafsiran mereka
terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, mengenali cara-cara mufassirin berikut kemahiran
mereka dalam bidang tafsir serta persyaratan-persyaratan mufassirin dan
lain-lain yang berkaitan dengan ilmu-ilmu ini.
2. Tujuan Eksternal
2. Tujuan Eksternal
Adalah untuk membentengi kaum muslimin dari kemungkinan
usaha-usaha pengaburan Al-Qur'an yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak
mengimani atau bahkan memusuhi Al-Qur'an. Dengan Ulum Al-Quran kaum muslimin
bias memahami kitab sucinya dan dengan Ulum Al-Qur'an pula mereka mampu
mempertahankan keaslian dan keabadian kitab sucinya.
Namun ada beberapa urgensi atau manfaat mempelajari Ulum
Al-Qur'an, diantaranya yaitu :
a. Ilmu Al-Qur'an ini sangat penting
dipelajari dan dikaji lebih dalam, karena tanpa mempelajarinya akan terasa
sulit bagi seseorang untuk memahami makna yang terkandung dalam Al Qur-an.
Bahkan bisa jadi malah tersesatkan. Apalagi ada 2 jenis ayat yaitu ayat-ayat
muhkamaat dan mutsayabihaat.
b. Ulum al-Qur'an dalam menolong
kita dalam mengkaji Al-Qur'an dan memahaminya secara benar serta mengambil
kesimpulan hokum dan tata karma kehidupan (adab). Sebab seorang yang mengkaji
Al-Qur'an dan menafsirkannya tidak akan memperoleh kebenaran seandainya ia
tidak mengetahui bagaimana Al-Qur'an itu diturunkan, kapan diturunkan, urutan surat dan ayat-ayatnya,
kemukjizatan, ketetapan, nasikh dan mansukh, dan lain-lain. Apabila seseorang
itu tidak mengetahuinya, ia akan terpeleset dan salah dalam mengkajinya.
c. Sesungguhnya orang yang telah
mengkaji ilmu ini telah membekali atau mempersenjatai dirinya dengan senjata
yang kuat dan tajam untuk melawan musuh islam yang telah mengepung Al-Qur'an
dengan berbagai tipu daya dan kebohongan yang mereka ada-adakan sesuai dengan
kehendak hawa nafsu mereka.
d. Sesungguhnya orang yang mengkaji
ilmu ini akan memperoleh pengetahuan yang besar tentang Al-Qur'an berbagai ilmu
dan pengetahuan lainnya yang ada di dalamnya. Dia akan memperoleh peradaban
yang tinggi dan luas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur'an
Ada
juga yang mengatakan bahwa urgensi ulumul qur’an Adalah :
Ilmu-ilmu Al-Qur'an ini sangat penting dipelajari dan
dikaji lebih dalam, karena tanpa mempelajarinya akan terasa sulit bagi
seseorang untuk memahami makna yang terkandung dalam Al Qur-an.
Bahkan bisa jadi malah tersesatkan.Apalagi ada 2 jenis
ayat yaitu ayat-ayat muhkamaat dan mutsayabihaat. Sejak masa nabi Muhammad pun,
terkadang sahabat memerlukan penjelasan nabi apa yang dimaksud dalam ayat-ayat
tertentu. Sehingga muslimin yang hidup jauh sepeninggal Nabi Saw terutama bagi
yang ingin memahami kandungan Al Qur-an dituntut untuk mempelajari ilmu ini.[5]
[1] Dr. Muhammad Bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an,(Bandung, Cv Pustaka Setia, 1999),
hlm.43
[2] Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan
Al-Qur’an, (Bandung: Penerbit Mizan, 1992), hlm. 147
[3] Kumpulan makalah Ulumul quran Englihs and Literature Deparment
[4] M. Quraish Shihab, Wawasan
Al-Qur’an,(Bandung: Penerbit Mizan, 1996), hal xi
[5] Grup Facebook, Belajar Ilmu
Al-Qur'an ada di Facebook
0 komentar:
Posting Komentar