Selamat Datang di blog Williya Meta "Bidadari Bulan Hijau"
.

SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ULUMUL QUR’AN

Jumat, 07 Februari 2014 Label:



SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ULUMUL  QUR’AN
Oleh: Williya Meta

A.    Keadaan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an pada Abad I dan II H

Pada masa Nabi dan pemerintahan Abu Bakar dan Umar, ilmu-ilmu Al-Qur’an belum dibukukan, karena umat islam belum memerlukannya. Sebab umat islam pada waktu itu adalah para sahabat Nabi yang sebagian besar terdiri dari bangsa Arab asli (suku Quraisy dan sebagainya), sehingga mereka mampu memahami Al-qur’an dengan baik, karena bahasa Al-qur’an adalah bahasa mereka sendiri dan mereka mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-qur’an. Karena itu para sahabat Nabi jarang sekali bertanya kepada Nabi tentang maksud suatu ayat.
Pada masa pemerintahan Ustman terjadi perselisihan dikalangan umat islam mengenai bacaan Al-Qur’an, maka khalifah Ustman mengambil tindakan penyeragaman tulisan Al-qur’an demi untuk menjaga keseragaman Al-Qur’an. Dan untuk menjaga persatuan umat islam. Dan tindakan khalifah Ustman tersebut merupakan perintisan bagi lahirnya suatu ilmu yang kemudian dinamai “Ilmu Rasmil Qur’an” atau “ Ilmu Rasmil Ustman”.
Pada masa pemerintahan Ali makin bertambah banyak bangsa-bangsa non arab yang masuk islam. Dan mereka salah membaca Al-Qur’an, sebab mereka tidak mengerti I’rabnya.
Abu Aswad Al-Duali menyusun kaidah-kaidah bahasa arab, demi untuk menjaga keselamatan bahasa arab yang menjadi bahasa Al-Qur’an.Maka tindakan khalifah Ali yang bijaksana dipandang sebagai perintis bagi lahirnya ilmu nahwu dan ilmu I’rabil qur’an. Sedangkan orang yang pertama kali menulis persoalan Qira’ah adalah Abu Ubaid Al-Qasam bin salam.[1]

Pada abad I dan II selain Ustman dan Ali masih terdapat banyak ulama yang diakui sebagai perintis bagi lahirnya ilmu yang kemudian dinamai ilmu tafsir, ilmu asbabun nuzul, ilmu Nasikh wal Mansukh (Pergantian hukum bagi masyarakat atau orang tertentu karena kondisinya berbeda. Dengan demikian  ayat yang hukumnya tidak berlaku lagi baginya tetap dapat bagi orang-orang lain yang kondisinya sama dengan kondisi mereka semula)[2]dan lain sebagainya.
Adapun tokoh-tokoh yang pertam melahirkan ilmu Al-Quran tersebut diatas adalah :
  1. Dari kalangan sahabat: khalifah yang empat, ibnu abbas, ibnu mas’ud, zaid bin sabit dll
  2. Dari kalangan tabi’in: Mujahid, atta’ bin yasar, ikrimah dll.
  3. Dari kalangan tabi’ tabi’in: Malik bin annas,

Diantara ulama abad 2 yang menyusun tafsir ialah su’bah bin Al hajaj, sufyan bin Nyainah, Waki’ bin Al jarrah, tafsir mereka dengan menghimpun pendapat sahabat dan tabi’in

B.     Keadaan ilmu-ilmu alQuran pada abad III dan IV H
Pada Abad ke tiga selain tafsir dan ilmu tafsir , para ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu alquran, ialah:
1.      Ali bin almadani menyusun ilmu Asbabun nuzul
2.      Abu ubaid AlQasim bin salam menyusun ilmu nasikh wal mansukh dan ilmu Qiraat.
3.      Muhammad bin Ayyub bin Al-dhirris menyusun ilmu al makki wal madani.
4.      Muhammad bin Khalaf bin marzuban menyusun kitab alhawi fil ulumil quran.

Pada abad ke IV mulai disusun ilmu Gharibul Quran dan beberapa kitab ulumul quran dengan memakai istilah ulumul quran. Diantara ulama yang menyusun Ilmu Gharibul quran  dan kitab-kitab ulumul quran pada abad IV ini adalah:
1.      Abu baker Al-Sijistani menyusun ilmu gharibul quran.
2.      Abu bakar bin Muhammad bin Qasim Al-anbari menyusun kitab Ajaibu Ulumil Quran.
3.      Abul hasan al-as’ary menyusun kitab Al-Mukhtazan fi ulumil quran.

C      Keadaan ilmu-ilmu Al-Quran pada abad V dan VI H
Pada abad V H mulai disusun Ilmu I’rabil Quran dalam satu kitab. Di samping itu, penulisan kitab-kitab dalam ulumul Quran masih dilakukan para ulama pada masa ini.
Adapun ulama yang berjasa pada masa ini ialah
1.      Ali bin Ibrahim binsa’id al-kufi selain mempelopori penyusunan Ilmu I’rabil Quran, ia juga menyusun kitab Al-Burhan fi Ulumil Quran, kitab ini selain menafsirkan Al-quran seluruhnya , juga menerangkan ilmu-ilmu Alquran yang ada hubungannya dengan ayat-ayat Alquran yang ditafsirkan,
2.      Abu ‘Amr Al-dani menyusun kitab Al Taisir Fil Qiroatis dan kitab Al muhkam fi al-Nuqoti.
Pada abad VI H, di samping terdapat ulama yang meneruskan pengembangan ulumul quran , juga terdapat ulama yang mulai menyusun Ilmu Mubhamatil Quran.Mereka diantara lain ialah:
1.      Abul Qasim bin Abdurrahman al-suhaili menyusun kitab tentang Mubhamatul quran, menjelaskan maksud kata-kata dalam alquran yang tidak jelas apa atau siapa yang dimaksudkannya.
2.      Ibnu Jauzi kitab Fununul Afnan Fi ‘Ajaibil Quran dan kitab Almujtaba fi ulumin tat’allaqu bil quran.

D     Keadaan ilmu-ilmu Al-Qur’an pada abad VII dan VIII H

Pada abad VII H, ilmu-ilmu alquran terus berkembang dengan mulai tersusunnya Ilmu Majazul Quran dan tersusun pula Ilmu Qiraat, Diantara ulama abad VII yang besar perhatiannya terhadap ilmu alquran  ialah
1.      Ibnu Abdis Salamyang terkenal dengan nama Al-Izz .
2.      Alamuddin Al-Sakhawi menyusun Ilmu qiraat dalam kitabnya Jamalul Qurra’Wa Kamalul Iqra’.
Pada abad VIII ,muncullah beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru tentang alquran,sedang penulisan kitab-kitab tentang ulumul quran masih tetap berjalan terus.
E. Keadaan ilmu-ilmu Alquran pada abad IX dan X H
Pada abad IX dan permulaan abad X H, makin banyak karangan-karangan yang ditulis oleh ulama tentang ilmu-ilmu alquran dan pada masa ini perkembangan ulumul quran mencapai kesempurnaannya. Diantara ulama yang menyusun ulumul quran ialah:
1.      Jalaluddin Al-Bulqini menyusun kitab Muwaqi’ul Ulum Mim Mawaqi’in Nujum.
2.      Muhammad bin Sulaiman Al- Kafiyaji menyusun kitab Al-Taisir Fi Qawaidit Tafsir
3.      As-suyuti menyusun kitab Al-Tahbir Fi Ulumit tafsir . penyusunan kitab ini selesai pada tahun 872 H dan merupakan kitab tentang ulumul Quran yang paling lengkap karena memuat 102 macam ilmu-ilmu alQuran . Namun Imam As-suyuti masih belum puas atas karya ilmiahnya yang hebat itu Kemudian ia menyusun kitab Al-Itqan fi ulumil Quran (2 juz) yang membahas sejumlah 80 macam ilmu-ilmu  alquran secara sistematis dan padat isinya ,setelah sayuti wafat pada tahun 911 H, perkembangan ilmu-ilmu alquran seolah-olah telah mencapai puncaknya dan berhenti nya kegiatan ulama dalam mengembangkan ilmu-ilmu alquran sampai akhir abad XIII

F. Keadaan ilmu-ilmu alquran pada abad XIV

Setelah memasuki abad XIV H ini, maka bangkit kembali perhatian ulama menyusun kitab-kitab yang membahas Alquran dari berbagai segi dan macam ilmu alquran sampai saat ini,diantaranya:
1.      Thahir Al-Jazairi menyusun kitab Al-Tibyan Fi ulumil Quranyang selesai pada taun 1335H
2.      Jamalluddin Al-Qaim mengarang kitab Mahasinut Takwil
3.      Muhammad abduh Adzim mengarang kitab manahilul irfan fi ulumil quran
4.      Sayyid kutub mengarang kitab Al-Taswirul Fanni Fil Quran dan kitab Fi Dzilalil Quran.
5.      Dr.Shubi Al-salih, guru Besar Islamic Studies  mengarang kitab Mabahits Fi Ulumil Quran.
6.      Muhammad almubarak,dekan fakultas syari’ah universitas syiria mengarang kitab Al- Manhalul Khalid.[3]

URGENSI MEMPELAJARI ULUM AL-QUR’AN

Banyak cara yang ditempuh oleh pakar Al-Quran untuk mengkaji kandunagn dan pesan-pesan Allah itu. Ada yang menyajikannya sesuai urutan ayat-ayat sabagaimana yang termaktub dalam mushaf, ada juga yang tidak.[4]Tujuan mempelajari Ulum Al-Qur'an, pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam dua macam:
1.    Tujuan Internal
Adalah untuk memahami kalam Allah (Al-Qur'an), menurut tuntutan yang yang dipetik dari Rasulullah Saw berupa keterangan dan penjelasan, serta hal-hal yang dinukilkan dari para sahabat dan tabiin sekitar penafsiran mereka terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, mengenali cara-cara mufassirin berikut kemahiran mereka dalam bidang tafsir serta persyaratan-persyaratan mufassirin dan lain-lain yang berkaitan dengan ilmu-ilmu ini.
2. Tujuan Eksternal
Adalah untuk membentengi kaum muslimin dari kemungkinan usaha-usaha pengaburan Al-Qur'an yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengimani atau bahkan memusuhi Al-Qur'an. Dengan Ulum Al-Quran kaum muslimin bias memahami kitab sucinya dan dengan Ulum Al-Qur'an pula mereka mampu mempertahankan keaslian dan keabadian kitab sucinya.
Namun ada beberapa urgensi atau manfaat mempelajari Ulum Al-Qur'an, diantaranya yaitu :
a. Ilmu Al-Qur'an ini sangat penting dipelajari dan dikaji lebih dalam, karena tanpa mempelajarinya akan terasa sulit bagi seseorang untuk memahami makna yang terkandung dalam Al Qur-an. Bahkan bisa jadi malah tersesatkan. Apalagi ada 2 jenis ayat yaitu ayat-ayat muhkamaat dan mutsayabihaat.
b. Ulum al-Qur'an dalam menolong kita dalam mengkaji Al-Qur'an dan memahaminya secara benar serta mengambil kesimpulan hokum dan tata karma kehidupan (adab). Sebab seorang yang mengkaji Al-Qur'an dan menafsirkannya tidak akan memperoleh kebenaran seandainya ia tidak mengetahui bagaimana Al-Qur'an itu diturunkan, kapan diturunkan, urutan surat dan ayat-ayatnya, kemukjizatan, ketetapan, nasikh dan mansukh, dan lain-lain. Apabila seseorang itu tidak mengetahuinya, ia akan terpeleset dan salah dalam mengkajinya.
c. Sesungguhnya orang yang telah mengkaji ilmu ini telah membekali atau mempersenjatai dirinya dengan senjata yang kuat dan tajam untuk melawan musuh islam yang telah mengepung Al-Qur'an dengan berbagai tipu daya dan kebohongan yang mereka ada-adakan sesuai dengan kehendak hawa nafsu mereka.
d. Sesungguhnya orang yang mengkaji ilmu ini akan memperoleh pengetahuan yang besar tentang Al-Qur'an berbagai ilmu dan pengetahuan lainnya yang ada di dalamnya. Dia akan memperoleh peradaban yang tinggi dan luas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur'an

Ada juga yang mengatakan bahwa urgensi ulumul qur’an Adalah :
Ilmu-ilmu Al-Qur'an ini sangat penting dipelajari dan dikaji lebih dalam, karena tanpa mempelajarinya akan terasa sulit bagi seseorang untuk memahami makna yang terkandung dalam Al Qur-an.
Bahkan bisa jadi malah tersesatkan.Apalagi ada 2 jenis ayat yaitu ayat-ayat muhkamaat dan mutsayabihaat. Sejak masa nabi Muhammad pun, terkadang sahabat memerlukan penjelasan nabi apa yang dimaksud dalam ayat-ayat tertentu. Sehingga muslimin yang hidup jauh sepeninggal Nabi Saw terutama bagi yang ingin memahami kandungan Al Qur-an dituntut untuk mempelajari ilmu ini.[5]


[1] Dr. Muhammad Bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an,(Bandung, Cv Pustaka Setia, 1999), hlm.43
[2] Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Penerbit Mizan, 1992), hlm. 147
[3] Kumpulan makalah Ulumul quran Englihs and Literature Deparment
[4] M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an,(Bandung: Penerbit Mizan, 1996), hal xi
[5] Grup Facebook, Belajar Ilmu Al-Qur'an ada di Facebook

0 komentar:

 
Williya Meta © 2010 | Blog Dirancang Oleh www.pandani.co.cc | web Design 07 Juni 2011