Selamat Datang di blog Williya Meta "Bidadari Bulan Hijau"
.

Pola Tidur dan Bangunnya Nabi Muhammad Serta Manfaatnya dalam Pemeliharaan Kesehatan

Selasa, 03 Januari 2012 Label:


Jika kita meneladani pola tidur dan bangun Nabi Muhammad SAW, niscaya itu lebih baik bagi jasad kita, di dunia maupun di akhirat. Ibnu Qoyim berkata, barang siapa yang memperhatikan pola tidur dan bangun beliau, niscaya mengetahui bahwa tidur beliau tersebut paling proporsional dan paling bermanfaat untuk badan, organ, dan kekuatan. Beliau tidur di awal malam, bangun di awal separoh kedua, berdiri lantas bersiwak dan berwudhu, serta melaksanakan shalat yang oleh Allah diwajibkan bagi beliau.

Salah satu pola tidur Nabi Muhammad SAW adalah tidur bertumpu pada sisi badan sebelah kanan, supaya makanan bisa mengambil tempat di lambung dengan baik. Sebab, posisi lambung cenderung sedikit pada sisi kiri. Kemudian beliau berbalik bertumpu sedikit pada sisi kiri, supaya dengan begitu proses pencernaan lebih cepat karena condongnya lambung di atas hati. Kemudian beliau kembali tidur bertumpu pada sisi kanan lagi, agar makanan segera larut dari lambung; jadi posisi permulaan dan posisi terakhir tidur bertumpu pada sisi kanan. Terlalu lama tidur bertumpu pada sisi kiri membahayakan jantung disebabkan oleh condongnya organ tubuh kepadanya, sehingga beberapa materi tumpah kepadanya.
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi Muhammad SAW apabila selesai melaksanakan shalat dua rakaat fajar, maksudnya shalat sunat fajar, beliau berbaring di atas sisi kanannya. Posisi yang lebih buruk lagi adalah tidur dengan tengkurap. Tidur di waktu siang hari tidak baik, menimbulkan beberapa penyakit bersifat basah (ruthubiyah), merusak warna, menyebebkan limpa, mengendurkan saraf dan melemahkan syahwat, kecuali pada musim panas dan pertengahan siang.

Yang sangat buruk adalah tidur saat dini hari (pagi), dan yang lebih buruk lagi adalah tidur di sore hari, sesudah Ashar.
Suatu ketika, Ibnu Abbas melihat salah seorang anaknya tidur pagi, maka ia berkata kepada anaknya itu, “Apakah kamu tidur pada saat rezeki dibagikan?”
Tidur di terik matahari merangsang munculnya penyakit tersembunyi. Tidur dengan sebagian tubuh dibawah sinar matahari, sedangkan sebagian yang lain di tempat teduh, adalah buruk. Rasulullah SAW telah melarang seseorang duduk di suatu tempat antara terik matahari dan tempat yang teduh.
Rasulullah SAW bersabda : “Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail, karena qiyamul lail adalah tradisi orang-orang sholih sebelum kalian, mengusir penyakit, dan mencegah dari dosa”.
Biasanya, bila beliau beranjak ke peraduan di malam hari, beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya, kemudian berdoa : Allahuma bismika amutu wa ahya : yang artinya : Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan hidup. Dan apabila bangun, beliau berdoa : Alhamdulillahi lladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihi nnusyur : Artinya : Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya kami kembali.

Pola Bangun Nabi Muhammad SAW
Apabila ayam jantan berkokok, beliau mengucap tahmid, takbir, tahlil dan memanjatkan doa kepada Allah. Lalu beliau bersiwak. Kemudian beliau berwudhu, berdiri melaksanakan Shalat, bermunajat dihadapan Robbnya dengan membaca Kalam-Nya, memuji-Nya, serta berharap dan takut kepada-Nya.
Adakah pemeliharaan kesehatan hati, badan , ruh, kekuatan, dan kenikmatan dunia serta yang melebihi ini?

Sumber : Keajaiban Thibun Nabawi

0 komentar:

 
Williya Meta © 2010 | Blog Dirancang Oleh www.pandani.co.cc | web Design 07 Juni 2011