Jika
kita meneladani pola tidur dan bangun Nabi Muhammad SAW, niscaya itu lebih baik
bagi jasad kita, di dunia maupun di akhirat. Ibnu Qoyim berkata, barang siapa
yang memperhatikan pola tidur dan bangun beliau, niscaya mengetahui bahwa tidur
beliau tersebut paling proporsional dan paling bermanfaat untuk badan, organ,
dan kekuatan. Beliau tidur di awal malam, bangun di awal separoh kedua, berdiri
lantas bersiwak dan berwudhu, serta melaksanakan shalat yang oleh Allah
diwajibkan bagi beliau.
Salah
satu pola tidur Nabi Muhammad SAW adalah tidur bertumpu pada sisi badan sebelah
kanan, supaya makanan bisa mengambil tempat di lambung dengan baik. Sebab,
posisi lambung cenderung sedikit pada sisi kiri. Kemudian beliau berbalik
bertumpu sedikit pada sisi kiri, supaya dengan begitu proses pencernaan lebih
cepat karena condongnya lambung di atas hati. Kemudian beliau kembali tidur
bertumpu pada sisi kanan lagi, agar makanan segera larut dari lambung; jadi
posisi permulaan dan posisi terakhir tidur bertumpu pada sisi kanan. Terlalu
lama tidur bertumpu pada sisi kiri membahayakan jantung disebabkan oleh
condongnya organ tubuh kepadanya, sehingga beberapa materi tumpah kepadanya.
Diriwayatkan
dari Aisyah bahwa Nabi Muhammad SAW apabila selesai melaksanakan shalat dua
rakaat fajar, maksudnya shalat sunat fajar, beliau berbaring di atas sisi
kanannya. Posisi yang lebih buruk lagi adalah tidur dengan tengkurap. Tidur di
waktu siang hari tidak baik, menimbulkan beberapa penyakit bersifat basah
(ruthubiyah), merusak warna, menyebebkan limpa, mengendurkan saraf dan
melemahkan syahwat, kecuali pada musim panas dan pertengahan siang.
Yang
sangat buruk adalah tidur saat dini hari (pagi), dan yang lebih buruk lagi
adalah tidur di sore hari, sesudah Ashar.
Suatu
ketika, Ibnu Abbas melihat salah seorang anaknya tidur pagi, maka ia berkata
kepada anaknya itu, “Apakah kamu tidur pada saat rezeki dibagikan?”
Tidur
di terik matahari merangsang munculnya penyakit tersembunyi. Tidur dengan
sebagian tubuh dibawah sinar matahari, sedangkan sebagian yang lain di tempat
teduh, adalah buruk. Rasulullah SAW telah melarang seseorang duduk di suatu
tempat antara terik matahari dan tempat yang teduh.
Rasulullah
SAW bersabda : “Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail, karena qiyamul lail
adalah tradisi orang-orang sholih sebelum kalian, mengusir penyakit, dan
mencegah dari dosa”.
Biasanya,
bila beliau beranjak ke peraduan di malam hari, beliau meletakkan tangannya di
bawah pipinya, kemudian berdoa : Allahuma bismika amutu wa ahya :
yang artinya : Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan hidup. Dan apabila bangun,
beliau berdoa : Alhamdulillahi lladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihi
nnusyur : Artinya : Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan
kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya kami kembali.
Pola
Bangun Nabi Muhammad SAW
Apabila
ayam jantan berkokok, beliau mengucap tahmid, takbir, tahlil dan memanjatkan
doa kepada Allah. Lalu beliau bersiwak. Kemudian beliau berwudhu, berdiri
melaksanakan Shalat, bermunajat dihadapan Robbnya dengan membaca Kalam-Nya,
memuji-Nya, serta berharap dan takut kepada-Nya.
Adakah
pemeliharaan kesehatan hati, badan , ruh, kekuatan, dan kenikmatan dunia serta
yang melebihi ini?
Sumber
: Keajaiban Thibun Nabawi
0 komentar:
Posting Komentar